ILMU ekonomi (economics) sering dikaitkan dengan uang. Kalau belajar ilmu ekonomi harus bisa mengatur dan memiliki uang. Padahal seorang sarjana ekonomi tidak harus kaya dan belum tentu dapat hidup hemat. Uang memang dipelajari dalam ilmu ekonomi. Tetapi bukan satu-satunya materi studi. Bahkan uang hanya sebagian kecil materi studi ilmu ekonomi. Jadi apa yang sebenarnya dipelajari dalam ilmu ekonomi?
Jawaban atas pertanyaan di atas, dimulai dengan pertanyaan tentang siapakah diri kita (manusia)? Salah satu jawaban paling sering, kita adalah makhluk yang serba terbatas. Tidak semua cita-cita atau keinginannya dapat tercapai. Karena itu manusia harus berani menentukan pilihan. Keputusan dalam menentukan pilihan, bukanlah pekerjaan mudah, sebab harus berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Karenanya manusia, perlu belajar bagaimana menentukan pilihan. Hal inilah yang dipelajari dalam ilmu ekonomi.
a. Kelangkaan (Scarcity)
Keterbatasan kita menyebabkan banyak hal terasa langka Kelangkaan mencakup kuantitas, kualitas, tempat dan waktu. Sesuatu tidak akan langka kalau jumlah (kuantitas) yang tersedia sesuai dengan kebutuhan, berkualitas baik, tersedia di mana raja (di setiap tempat) dan kapan saja (waktu) dibutuhkan.
Udara (oksigen) untuk pernafasan manusia, di pedesaan yang masih hijau dan bersih, belum langka. Sebab tersedia dalam jumlah banyak, berkualitas baik, tersedia di mana saja dan kapan Baja. Karena itu mereka yang tinggal di pedesaan tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun untuk memenuhi kebutuhan oksigen bagi pernapasannya. Tidak demikian halnya dengan mereka yang tinggal di wilayah industri di Jepang. Polusi udara, yang sudah parch membuat mereka tidak leluasa lagi menghirup udara berkualitas baik dalam jumlah banyak, kapan saja dan di mana saja. Udara segar menjadi langka. Untuk menikmatinya diperlukan biaya.
b. Pilihan-pilihan (Choices)
Dalam setiap masyarakat selalu didapati bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas banyaknya. Manusia tidak pernah merasa puss atas apa yang telah mereka peroleh dan mereka capai. Apabila keinginan sebelumnya sudah terpenuhi, maka keinginan-ke¬inginan yang lain akan muncul.
Terbatasnya sumber days tersedia dibandingkan kebutuhan/keinginan, menye¬babkan manusia harus menentukan pilihan-pilihan yang bersifat individu maupun kolektif. Pilihan yang bersifat individu, misalnya, baju apa yang akan dipakai hari ini. Pilihan kolektif, misalnya, ke mana kita piknik hari Sabtu nanti. Ada jugs pilihan¬-pilihan yang sangat kompleks (sulit). Misalnya, mana yang kita dahulukan, sekolah yang tinggi atau cepat-cepat bekerja.
c. Biaya Kesempatan (Opportunity Cost)
Ilmu ekonomi memandang manusia sebagai makhluk rasional. Pilihan yang di¬buatnya berdasarkan pertimbangan untung rugi, dengan membandingkan biaya yang harus dikeluarkan dan hasil yang akan diperoleh. Biaya yang dimaksudkan dalam konsep ilmu ekonomi (economic cost) berbeda dengan konsep biaya akuntansi (accounting cost).
Bagi seorang akuntan, biaya adalah total uang yang dikeluarkan untuk memperoleh atau menghasilkan sesuatu. Misalnya, Nona Lia berbisnis jual beli mobil bekas. Di awal tahun, is membeli sebuah mobil bekas dengan harga Rp 60 juta, Mobil itu diperbaiki dengan biaya Rp 20 juta. Maka total harga perolehan mobil menurut konsep akuntansi adalah Rp 130 juts. Di akhir tahun mobil itu terjual seharga Rp 100 juta. Nona Lia untung Rp 20 juta. Benarkah demikian?
Ekonom melihat dari sudut pandang yang lebih lugs, yaitu alternatif penggunaan uang sebesar Rp 80 juta, jika tidak digunakan untuk membeli mobil bekas. Alternatif yang paling urnum adalah menyimpannya dalam deposito berjangka. Jika bungs deposito 30% per tahun, di akhir tahun uang Nona Lia menjadi Rp 104 juta.
Jadi walau secara akuntansi Nona Lia untung Rp 20 juta, secara ekonomi rugi Rp 4 juta. Sebab dengan mendepositokan uangnya, dia memperoleh Rp 4 juta lebih banyak dibanding jual beli mobil bekas.
Konsep yang dijelaskan pads paragraf di atas adalah biaya kesempatan (opportu¬nity cost), yaitu kesempatan yang hilang karena kita telah memilih alternatif lain.
Sampai di sini ilmu ekonomi sudah mulai dapat didefinisikan. Kits dapat merumuskannya sebagai Ilmu Memilih (Study of Choice), karena mempelajari perilaku manusia dalam menentukan pilihannya.
Definisi yang lebih rinci misalnya : ilmu ekonomi mempelajari perilaku individu dan masyarakat dalam menentukan pilihan untuk menggunakan sumber days-sumber daya yang langka (dengan dan tanpa uang), dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya.
Jawaban atas pertanyaan di atas, dimulai dengan pertanyaan tentang siapakah diri kita (manusia)? Salah satu jawaban paling sering, kita adalah makhluk yang serba terbatas. Tidak semua cita-cita atau keinginannya dapat tercapai. Karena itu manusia harus berani menentukan pilihan. Keputusan dalam menentukan pilihan, bukanlah pekerjaan mudah, sebab harus berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Karenanya manusia, perlu belajar bagaimana menentukan pilihan. Hal inilah yang dipelajari dalam ilmu ekonomi.
a. Kelangkaan (Scarcity)
Keterbatasan kita menyebabkan banyak hal terasa langka Kelangkaan mencakup kuantitas, kualitas, tempat dan waktu. Sesuatu tidak akan langka kalau jumlah (kuantitas) yang tersedia sesuai dengan kebutuhan, berkualitas baik, tersedia di mana raja (di setiap tempat) dan kapan saja (waktu) dibutuhkan.
Udara (oksigen) untuk pernafasan manusia, di pedesaan yang masih hijau dan bersih, belum langka. Sebab tersedia dalam jumlah banyak, berkualitas baik, tersedia di mana saja dan kapan Baja. Karena itu mereka yang tinggal di pedesaan tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun untuk memenuhi kebutuhan oksigen bagi pernapasannya. Tidak demikian halnya dengan mereka yang tinggal di wilayah industri di Jepang. Polusi udara, yang sudah parch membuat mereka tidak leluasa lagi menghirup udara berkualitas baik dalam jumlah banyak, kapan saja dan di mana saja. Udara segar menjadi langka. Untuk menikmatinya diperlukan biaya.
b. Pilihan-pilihan (Choices)
Dalam setiap masyarakat selalu didapati bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas banyaknya. Manusia tidak pernah merasa puss atas apa yang telah mereka peroleh dan mereka capai. Apabila keinginan sebelumnya sudah terpenuhi, maka keinginan-ke¬inginan yang lain akan muncul.
Terbatasnya sumber days tersedia dibandingkan kebutuhan/keinginan, menye¬babkan manusia harus menentukan pilihan-pilihan yang bersifat individu maupun kolektif. Pilihan yang bersifat individu, misalnya, baju apa yang akan dipakai hari ini. Pilihan kolektif, misalnya, ke mana kita piknik hari Sabtu nanti. Ada jugs pilihan¬-pilihan yang sangat kompleks (sulit). Misalnya, mana yang kita dahulukan, sekolah yang tinggi atau cepat-cepat bekerja.
c. Biaya Kesempatan (Opportunity Cost)
Ilmu ekonomi memandang manusia sebagai makhluk rasional. Pilihan yang di¬buatnya berdasarkan pertimbangan untung rugi, dengan membandingkan biaya yang harus dikeluarkan dan hasil yang akan diperoleh. Biaya yang dimaksudkan dalam konsep ilmu ekonomi (economic cost) berbeda dengan konsep biaya akuntansi (accounting cost).
Bagi seorang akuntan, biaya adalah total uang yang dikeluarkan untuk memperoleh atau menghasilkan sesuatu. Misalnya, Nona Lia berbisnis jual beli mobil bekas. Di awal tahun, is membeli sebuah mobil bekas dengan harga Rp 60 juta, Mobil itu diperbaiki dengan biaya Rp 20 juta. Maka total harga perolehan mobil menurut konsep akuntansi adalah Rp 130 juts. Di akhir tahun mobil itu terjual seharga Rp 100 juta. Nona Lia untung Rp 20 juta. Benarkah demikian?
Ekonom melihat dari sudut pandang yang lebih lugs, yaitu alternatif penggunaan uang sebesar Rp 80 juta, jika tidak digunakan untuk membeli mobil bekas. Alternatif yang paling urnum adalah menyimpannya dalam deposito berjangka. Jika bungs deposito 30% per tahun, di akhir tahun uang Nona Lia menjadi Rp 104 juta.
Jadi walau secara akuntansi Nona Lia untung Rp 20 juta, secara ekonomi rugi Rp 4 juta. Sebab dengan mendepositokan uangnya, dia memperoleh Rp 4 juta lebih banyak dibanding jual beli mobil bekas.
Konsep yang dijelaskan pads paragraf di atas adalah biaya kesempatan (opportu¬nity cost), yaitu kesempatan yang hilang karena kita telah memilih alternatif lain.
Sampai di sini ilmu ekonomi sudah mulai dapat didefinisikan. Kits dapat merumuskannya sebagai Ilmu Memilih (Study of Choice), karena mempelajari perilaku manusia dalam menentukan pilihannya.
Definisi yang lebih rinci misalnya : ilmu ekonomi mempelajari perilaku individu dan masyarakat dalam menentukan pilihan untuk menggunakan sumber days-sumber daya yang langka (dengan dan tanpa uang), dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar