Myth : a usually traditional story of ostensibly historical events that serves to unfold part of the world view of a people or explain a practice, belief, or natural phenomenon.
Tidak mudah ‘menghalau’ (mendebat :) mitos awan gempa, mitos itu sendiri berkembang karena memang manusia menginginkan sesuatu dengan cara cepat. Penjelasan-penjelasan ilmiah semu (psudoscience) sering mengikuti berkembangnya mitos-mitos tentang gejala alam.
Darimana mitos awan ini berkembang, apa saja penjelasan psudo science yg ada, apa yg paling mungkin menjelaskannya, apakah ada cara yg sederhana untuk “mendebat“nya ?
Tidak mudah ‘menghalau’ (mendebat :) mitos awan gempa, mitos itu sendiri berkembang karena memang manusia menginginkan sesuatu dengan cara cepat. Penjelasan-penjelasan ilmiah semu (psudoscience) sering mengikuti berkembangnya mitos-mitos tentang gejala alam.
Darimana mitos awan ini berkembang, apa saja penjelasan psudo science yg ada, apa yg paling mungkin menjelaskannya, apakah ada cara yg sederhana untuk “mendebat“nya ?
Awan Kobe di Jepang. Mengapa awan ini begitu terkenal ?
Isu “awan gempa” bermula dengan kejadian gempa di Kobe. Gempa yg terjadi di Kobe tahun 1995 merupakan kejadian gempa yg menelan banyak korban. Jepang yg sudah canggih dalam hal ilmu kegempaanpun masih juga mengalami musibah dan bencana. Dan seolah olah menjadikan “monumen” khusus di abad moderen di Jepang. gempa berkekuatan 6.9 ini menjadi “insiden” khusus buat jepang. Nah, itulah kemudian banyak bermunculan issue-issue seputar gempa Jepang ini. Salah satunya “isu awan lurus” ini berawal dari bencana gempa Kobe. Issue awan lurus ini ndompleng gempa Kobe tahun 1995 itu dan menyebar lewat media internet dengan cepat. Bahkan menjadi berkembang sebagai mitos. Misalnya di sini yang katanya berhasil memprediksi dengan kebenaran 60 %, namun saya tetap tidak dapat meyakininya.
Mengapa saya tidak yakin ?
Kalau memang benar di Kobe ada awan sebelum gempa, sangat mungkin itu hanyalah kebetulan saja. Kebetulan ada awan, kebetulan setelah itu ada gempa. Tetapi bahwa awan itu pertanda gempa sama sekali tidak berdasar. Sama halnya ketika saya sedang duduk menghadap ketimur kemudian ada hujan deres setelah itu, tetapi saya yg sedang duduk santai jelas tidak ada hubungan dengan hujan deres disitu kan ? Walopun aku mengalaminya sudah 37 kali !
Website-website yang ditunjukkan ke saya yang ada di comments kebanyakan bukan dari website yg saya anggap secara ilmiah kompeten. Coba baca uraianku tentang memilih website yand sangat ketat mengikuti kaidah ilmiah disini.
Nah sekarang coba tengok fakta tentang awan ini.
Awan itu ada bermacam-macam jenis. Bisa dibaca di eksiklopedia gratis wikipedia disini. Awan cirrus merupakan awan tinggi yg tersusun oleh kristal-krital es. Awan ini terlihat seperti serabut. Dan kadang berbentuk memanjang. Sperti dijelaskan didalam wikipedia bahwa awan itu berbentuk bermacam-macam dan komposisinya serta ketinggiannya berbeda-beda.
Awan itu ada bermacam-macam jenis. Bisa dibaca di eksiklopedia gratis wikipedia disini. Awan cirrus merupakan awan tinggi yg tersusun oleh kristal-krital es. Awan ini terlihat seperti serabut. Dan kadang berbentuk memanjang. Sperti dijelaskan didalam wikipedia bahwa awan itu berbentuk bermacam-macam dan komposisinya serta ketinggiannya berbeda-beda.
Awan lurus yg terlihat seringkali disebut sebagai Awan Cirrus, yaitu awan yg cukup tinggi attitude-nya. Awan ini memilki ketinggian antara rata-rata yg teramati sekitar 20 000 ft atau sekitar 6 Km tingginya. Sehingga akan teramati pada daerah yg cukup luas. Nah mari kita ingat-ingat pelajaran SMP, skali lagi ini pelajaran geometri di SMP saja. Kalau pelajaran geometri SMA aku saja dulu cuman dapet 6. Di SMA Teladan Jogja itu dulu gurunya pelit !!.
Coba kita ingat-ingat ketika melihat awan ini, apakah kita sambil mendongak atau sambil normal mengamati awan ?
- Kalau anda normal mengamati dengan sudut 30 derajat maka awan cirrus tersebut berada 12 Km dari tempat anda berdiri.
- Kalau anda mendongak (40 derajat) maka ketinggian jarak lateral awan itu hanya 6 Km.
- Kalau anda menggunakan padangan datar (<5 derajat) misal diatap genting maka jarak terjauh yg teramatipun hanyalah 60 Km, seandainya udara sangat cerah, tidak ada awan yg pendek (comulus).
Dengan mengetahui ketinggian awan cirrus ini, maka kita dapat memperkirakan dimana awan itu berada. Dengan ketinggannya yang hanya 6 Km maka jarak pandang terjauh sebelum tertutup pohon atau gedung-gedung, dan juga karena kondisi udara di khatulistiwa yang banyak mengandung uap air (yg mengurangi feasibilty/ jarak lihat), maka awan yg teramati dengan mata telanjang mungkin hanya sekitar 30-40 Km saja. Yg tertangkap dengan baik oleh kamera rata-rata saya perkirakan terjauhnya hanya sekitar 20 Km saja.
Nah kalau anda melihat gambar penampang diatas, apakah anda yakin bahwa awan lurus yang dilihat dan dilaporkan dan ditulis dikoran-koran itu adalah awan gempa ? Awan Cirrus memilki kenampakan dan elevasi tertinggi sehingga kalau awan lain tentunya akan lebih dekat dengan pengamat.Coba amati saja fotonya dan perhatikan :
Nah kalau anda melihat gambar penampang diatas, apakah anda yakin bahwa awan lurus yang dilihat dan dilaporkan dan ditulis dikoran-koran itu adalah awan gempa ? Awan Cirrus memilki kenampakan dan elevasi tertinggi sehingga kalau awan lain tentunya akan lebih dekat dengan pengamat.Coba amati saja fotonya dan perhatikan :
- Apa kira-kira jenis awannya, anda bisa perkirakan elevasi/ketinggian awan
- Perkirakan sudut pandangnya, kemana arah pandangnya
- Hitung jarak awan dengan pengamat, dengan geometri SMP dulu diatas
- Tentukan dimana lokasi awan itu.
Silahkan dipikirkan bareng-bareng, ya …
Apakah logis orang di Jogja melihat awan lurus pertanda gempa di Samodra Indonesia kemarin ? Apakah logis orang di Jakarta melihat awan lurus pertanda gempa di Jogja, padahal ketika mengamati awan dia sedang menghadap ke barat ?
Apalagi ketika ada yg di Batam melihat awan lurus sebagai pertanda awan gempa di Selat Sunda ? Lah dalam jarak lebih dari 200 Km itu sudah ada pengaruh kelengkungan bumi seperti terlihat pada gambar diatas.
Itulah sebabnya saya menuliskan anda berhati-hati kalau ada awan lurus vertikal karena kawan anda yg yakin itu awan gempa dan kebetulan dia pinter geometri, semestinya dia akan lari ketakutan, karena posisi episenter sangat dekat dengannya.
Apakah logis orang di Jogja melihat awan lurus pertanda gempa di Samodra Indonesia kemarin ? Apakah logis orang di Jakarta melihat awan lurus pertanda gempa di Jogja, padahal ketika mengamati awan dia sedang menghadap ke barat ?
Apalagi ketika ada yg di Batam melihat awan lurus sebagai pertanda awan gempa di Selat Sunda ? Lah dalam jarak lebih dari 200 Km itu sudah ada pengaruh kelengkungan bumi seperti terlihat pada gambar diatas.
Itulah sebabnya saya menuliskan anda berhati-hati kalau ada awan lurus vertikal karena kawan anda yg yakin itu awan gempa dan kebetulan dia pinter geometri, semestinya dia akan lari ketakutan, karena posisi episenter sangat dekat dengannya.
Artikel diatas ditulis oleh salah satu orang yg menjadi panutan saya yaitu bapak rovicky yang mempunyai sebuah blog yang cukup terkenal yaitu Dongeng Geologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar