Sebelum terjadinya kelesuan perekonomian dunia tahun 1929-1933 yang dikenal sebagai Depresi Besar (Great Depression), ilmu ekonomi tidak mengenal dikotomi Mikro-Makro.
Fokus pembahasan ilmu ekonomi pada masa Sebelum Depresi Besar adalah perilaku individu dalam rangka mencapai keseimbangan. Untuk analisis kese¬imbangan umum (Senoal equilibrium), digunakan model Walras (Walrasian economics). Dengan model-model tersebut, para ekonom berkeyakinan bahwa masa depan perekonomian akan gemilang. Dalam jangka panjang setiap pelaku ekonomi yang terlibat dalam proses pertukaran lewat mekanisme pasar akan memperoleh keuntungan. Posisi keseimbangan masing-masing individu makin membaik yang mengakibatkan masya¬rakat dalam perekonomian makin makmur dan adil.. Kemakmuran muncul karena makin tingginya produktivitas manusia. Sedangkan produktivitas yang menibaik ada¬lah buah dari persaingan yang memaksa manusia melakukan spesialisasi.
Namun, tidaklah berarti dunia tidak akan pernah mengalami masalah ekonomi dalam proses pertukaran. Misalnya,sampai batas-batas tertentu akan terjadi kelebihan penawaran tenaga kerja yang mengakibatkan pengangguran. Tentu saja pengangguran ini dapat menimbulkan kelesuan ekonomi. Tetapi tidak akan pernah terjadi kelesuan Yang bersifat umum dan berjangka panjang (general gait), sebab mekanisme pasar akan melakukan koreksi mandiri (self correcting),sehingga perekonomian akan kembali pulih seperti sediakala.
Sayangnya Depresi Besar (treat Depression) membuyarkan keyakinan terhadap hipotesis Ekonomi Klasik. Sebab, Depresi Besar terjadi dalam jangka waktu yang lama (1929-1933) dan menimbulkan masalah-masalah besar. Misalnya, di Amerika Serikat seisms periode Depresi Besar tingkat pengangguran mencapai angka lebih dari 25,10 angkatan kerja, output perekonomian berkurang sekitar separonya, sementara tingkat investasi merosot tajam.
Untunglah dalam keadaan yang genting seperti di atas, seorang ekonom Inggris, John Maynard Keynes, melontarkan pendapat untuk memperbaiki keadaan melalui bukunya The General Theory of Employment, Interest and Money, yang terbit tahun 1936. Dalam bukunya, yang lebih dikenal sebagai The GeneralThrory, Keynes menyampaikan dua hal pokok. Yang pertama adalah kritik ilmiah terhadap kebenaran hipotesis Klasik tentang keampuhan mekanisme pasar yang dipercayai sejak zaman Adam Smith. Menurut Keynes, kelemahan Teori Klasik adalah lemahnya asumsi tentang pasar yang dianggap terlalu idealis (utopian) dan terlalu ditekankannya masalah ekonomi pads sisi penawaran. Berkaitan dengan kritik tersebut, Keynes menyampaikan pokok pikiran Yang kedua berupa usulan pemulihan dengan memasukkan peranan pemerintah dalam perekonomian dalam rangka menstimulir sisi permintaan.
Kedua pokok pikiran Keynes tersebut di atas membawa beberapa pembaruan radikal dalam ilmu ekonomi. Yang pertama, mulai diperhatikannya dimensi global atau agregat (makro) dalam analisis ilmu ekonomi. Dengan demikian ilmu ekonomi telah berkembang menjadi ilmu ekonomi makro. Kedua, dimasukkannya peranan pemerintah dalam analisis ilmu ekonomi telah menimbulkan pentingnya peranan analisis kebijakan (policies analysis). Ketiga, dengan dirasa perlunya analisis kebijakan, maka dirasakan perlunya studi-studi empiric. Dengan demikian terjadi perubahan/penyempurnaan metodologi dalam analisis ekonomi, dari hanya mengandalkan metode deduktif menjadi jugs menggunakan metode induktif. Tidak berlebihan jika Keynes dihormati sebagai bapak ilmu ekonomi makro, sekaligus ekonom perintis studi induktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar