Sebelum menjatuhkan pilihan, tentukan maksud dan tujuan pemeliharaan. Apakah hanya sekadar ikut-ikutan trend, memenuhi kesenangan, koleksi, hobi, atau untuk dilombakan (kontes).
Bagi penggemar burung, apalagi yang menjadikan burung peliharaannya untuk diikutkan kontes harga memang tidak menjadi masalah. Akan tetapi tidak demikian halnya dengan seorang pemula atau hanya sekadar ikut-ikutan trend, karena bagi pemula akan berpikir dua kali bila harus membeli burung oceh semisal Cucakrawa,
Anis Kembang, Murai Batu, Canary dan lainnya rata-rata seharga Rp 300.000,00.
Karenanya, sebelum membawa burung pulang sebaiknya pemilihan dilakukan dengan berhati-hati. Kalau bisa burung yang dibeli memiliki kualitas baik atau yang berkualitas dan mampu memberi kebanggaan tersendiri.
Ada beberapa langkah dan pertimbangan yang dapat digunakan bila akan membeli burung.
1. Banyak bertanya kepada rekan atau orang dekat yang lebih dahulu memiliki kegemaran, memelihara burung (kontes, adu maupun koleksi).
2. Ajaklah teman untuk bersama-sama ke penjual atau pasar burung.
3. Cari penjual burung yang jujur, biasanya tempat berjualan selalu ramai dikunjungi dan koleksi burung berkualitas. Biasanya, penjual burung yang jujur memberitahukan kondisi burung yang dijualnya, asal-usul induk maupun sifat burung yang dijual.
4. Sebisanya harus mengetahui asal-usul burung. Adakalanya burung yang dijual tidak diketahui asal-usulnya, apakah hasil curian, tangkapan atau penangkaran. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kualitas (terutama burung oceh dan adu).
5. Burung untuk kelas kontes (ocehan) maupun balap, biasanya menggunakan burung dengan jenis kelamin jantan. Untuk menentukan jenis kelamin burung harus jeli benar.
Berdasarkan pengalaman para penjual dan pemerhati burung, ada beberapa patokan yang bisa dipegang. Pertama, perhatikan matanya. Bila mata tampak menonjol, berarti burung jantan. Sebaliknya bila datar, tentulah berkelamin betina. Patokan tersebut bisa digunakan pada saat kita memilih piyik, trotolan, maupun bakalan.
Ciri lainnya, yang selama ini diterapkan penggemar burung adalah dengan mengamati bulu-bulu di bagian pantat. Bulu-bulu di bagian pantat dimana burung betina umumnya polos sewarna. Ciri yang mudah adalah biasanya suara burung jantan lebih keras daripada betina.
6. Seorang penggemar burung kontes pasti akan memerhatikan suara, baik volume maupun irama lagunya ketimbang postur tubuh. Berbeda dengan penggemar burung adu (balapan) tentu akan memilih postur tubuh (bulu, sayap, bentuk kepala dan lainnya) ketimbang suara. Sementara pemelihara burung untuk koleksi menetapkan dua kriteria tersebut untuk burung koleksinya.
7. Pertimbangan terakhir yang perlu diperhatikan untuk memilih burung adalah kesehatan burung yang akan kita beli. Perhatikan secara teliti dan sabar postur tubuh burung, amati juga suara dan gerakannya. Burung yang sehat akan cenderung, lincah, agresif dan tidak mau diam gerakannya, bersuara keras dan los. Tidak lemah atau berkicau setengah hati. Bilamana memilih burung anakan lebih pada bentuk sayap dan jumlah bulu serta suaranya.
sumber pikiran rakyat
Karenanya, sebelum membawa burung pulang sebaiknya pemilihan dilakukan dengan berhati-hati. Kalau bisa burung yang dibeli memiliki kualitas baik atau yang berkualitas dan mampu memberi kebanggaan tersendiri.
Ada beberapa langkah dan pertimbangan yang dapat digunakan bila akan membeli burung.
1. Banyak bertanya kepada rekan atau orang dekat yang lebih dahulu memiliki kegemaran, memelihara burung (kontes, adu maupun koleksi).
2. Ajaklah teman untuk bersama-sama ke penjual atau pasar burung.
3. Cari penjual burung yang jujur, biasanya tempat berjualan selalu ramai dikunjungi dan koleksi burung berkualitas. Biasanya, penjual burung yang jujur memberitahukan kondisi burung yang dijualnya, asal-usul induk maupun sifat burung yang dijual.
4. Sebisanya harus mengetahui asal-usul burung. Adakalanya burung yang dijual tidak diketahui asal-usulnya, apakah hasil curian, tangkapan atau penangkaran. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kualitas (terutama burung oceh dan adu).
5. Burung untuk kelas kontes (ocehan) maupun balap, biasanya menggunakan burung dengan jenis kelamin jantan. Untuk menentukan jenis kelamin burung harus jeli benar.
Berdasarkan pengalaman para penjual dan pemerhati burung, ada beberapa patokan yang bisa dipegang. Pertama, perhatikan matanya. Bila mata tampak menonjol, berarti burung jantan. Sebaliknya bila datar, tentulah berkelamin betina. Patokan tersebut bisa digunakan pada saat kita memilih piyik, trotolan, maupun bakalan.
Ciri lainnya, yang selama ini diterapkan penggemar burung adalah dengan mengamati bulu-bulu di bagian pantat. Bulu-bulu di bagian pantat dimana burung betina umumnya polos sewarna. Ciri yang mudah adalah biasanya suara burung jantan lebih keras daripada betina.
6. Seorang penggemar burung kontes pasti akan memerhatikan suara, baik volume maupun irama lagunya ketimbang postur tubuh. Berbeda dengan penggemar burung adu (balapan) tentu akan memilih postur tubuh (bulu, sayap, bentuk kepala dan lainnya) ketimbang suara. Sementara pemelihara burung untuk koleksi menetapkan dua kriteria tersebut untuk burung koleksinya.
7. Pertimbangan terakhir yang perlu diperhatikan untuk memilih burung adalah kesehatan burung yang akan kita beli. Perhatikan secara teliti dan sabar postur tubuh burung, amati juga suara dan gerakannya. Burung yang sehat akan cenderung, lincah, agresif dan tidak mau diam gerakannya, bersuara keras dan los. Tidak lemah atau berkicau setengah hati. Bilamana memilih burung anakan lebih pada bentuk sayap dan jumlah bulu serta suaranya.
sumber pikiran rakyat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar